a group of people in white robes

KONSEP FULL DAY SCHOOL DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Konsep full day school (FDS) belum lama ini menjadi isu yang menghangat, menjadi trending topic tidak hanya di media sosial, namun juga di media massa dan diskusi-diskusi bertaraf nasional hingga warung kopi. Isu ini menghangat segera setelah Muhadjir Effendy dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menggantikan Anis Baswedan. Gagasan FDS dilontarkan oleh mantan Rektor sebuah universitas swasta ini sebagai respon terhadap program nawacita presiden RI.

Salah satunya adalah pendidikan karakter dan budi pekerti, yang mencakup 80 persen. Sementara 20 persennya pengetahuan. Seluruhnya ada 18 butir yang isinya seperti kepribadian, olahraga, hingga agama2. Dengan demikian, konsep FDS ini jika diterapkan akan memperpendek waktu di luar sekolah dan peserta didik mendapatkan tambahan jam untuk pendidikan karakter. Gagasan ini direncanakan akan diterapkan di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

Secara bahasa (etimologi), kata full day school diadopsi dari Bahasa Inggris. Yaitu kata “full” yang berarti “penuh”, dan kata “day” yang berarti “hari”. Sehingga full day dapat diartikan sebagai “sehari penuh”. Sedangkan kata “school” artinya sekolah. Dengan demikian, istilah full day school jika dilihat dari segi bahasanya adalah sekolah atau kegiatan belajar yang dilakukan sehari penuh. Sedangkan menurut arti secara luas (terminology), istilah “full day school” mengandung pengertian “sistem pendidikan yang menerapkan pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar sehari penuh dengan memadukan sistem pengajaran yang intensif yakni dengan menambah jam pelajaran untuk pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas.

Dalam konteks ini, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah berlangsung mulai pagi hari hingga sore hari, secara rutin sesuai dengan program pada tiap jenjang pendidikannya. Dalam sistem full day school, sebuah lembaga bebas mengatur jadwal mata pelajaran sendiri dengan tetap mengacu pada standar nasional alokasi waktu sebagai standar minimal dan sesuai bobot mata pelajaran, ditambah dengan model-model pendalamannya. Jadi yang terpenting dalam full day school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran. Program ini sudah diterapkan di beberapa sekolah yang berlabel sekolah unggulan pada sekolah tingkat dasar SD/MI swasta. Dalam pelaksanaannya, sekolah yang menerapkan model full day school biayanya relatif mahal dan full day school bagian dari program favorit yang ditonjolkan oleh pihak sekolah.