source: blog.frontiersin.com

Mungkinkah akan ditemukan Teori Sosiologi Baru Setelah Post Modernisme ?

Oleh Anis Mirna Defi

Perkembangan teori-teori sosiologi berawal dari teori sosiologi klasik, modern, hingga post modern. Sebelumnya  kita bisa mengetahui terdapat beberapa preposisi yang menjadi dasar dari perkembangan teori sosiologi klasik yakni sebagai berikut:

  1. Masyarakat dianggap sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar sekumpulan individu. Masyarakat dianggap mempunyai kehidupannya sendiri dengan hukum perkembangannya sendiri dan berakar dari masa lalu
  2. Masyarakat adalah unit analisis terpenting terutama dipandang melalui proses sosialisasi
  3. Perubahan dipandang bukan hanya sebagai ancaman terhadap masyarakat dan terhadap komponennya, tetapi juga terhadap individu dan masyarakat.
  4. Bagian-bagian masyarakat dianggap saling berhubungan dan saling tergantung
  5. Ada kecenderungan memandang bahwa berbagai perubahan sosial modern seperti industrialisasi, urbanisasi, dan birokratisasi dapat menimbulkan kekacauan tatanan

Beberapa preposisi ini tidak hanya berhenti disini. Memasuki abad ke-21 para teoretisi sosial semakin sibuk dengan persoalan apakah masyarakat, dan juga teori-teori telah mengalami perubahan dramatis atau tidak. Di satu sisi ada sekelompok teoritisi (misalnya, Jurgen Habermas dan Anthony Giddens) yang yakin bahwa kita masih akan terus hidup dalam masyarakat bertipe modern dan karena itu kita dapat menata teori menurut cara yang ditempuh para pemikir sosial yang telah lama meneliti masyarakat. Di sisi lain, ada sekelompok pemikir (misalnya, Jean Baudrillard, Jean-Francois Lyotard, dan Frederic Jameson) yang berpendapat bahwa masyarakat telah berubah secara dramatis dan kini kita hidup dalam masyarakat yang kualitasnya sangat berbeda, yakni masyarakat post-modern. Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa masyarakat baru ini harus dipikirkan menurut cara baru dan berbeda. (Ritzer,2014). Selanjutnya, terdapat beberapa hal yang mendorong munculnya post modernitas yakni

  • Post-modernitas adalah sebuah dunai yang dangkal, dunia superfisial
  • Post modernitas adalah dunia yang kekurangan hubungan kasih saying
  • Lenyapnya makna tempat seseorang dalam sejarah, sukar membedakan antara masa lalu, masa kini dan masa mendatang
  • Modernitas ditandai oleh teknologi produktif, eksplosif dan meluas, sedamgkan post-modernitas didominasis oleh teknologi yang impulsive, mendatar dan reproduktif. Dalam hal ini, masyarakat post-modern sangat berbeda dari masyarakat modern.

Nah, perbedaan dunia seperti itulah sehingga memerlukan cara berpikir yang berbeda pula. Sehingga dengan demikian, teori after post modernism kemungkinan besar juga akan muncul jika perubahan dunia semakin besar. Hingga saat ini saja, sudah mulai bergesernya Revolusi Industri 4.0 menuju Revolusi 5.0. Munculnya percepatan perubahan terutama dibidang teknologi tentu berpengaruh besar pada tatanan kehidupan manusia. Sehingga berpengaruh besar pada berbagai macam bidang kehidupan masyarakat.  Lalu untuk menanggapi percepatan perubahan inilah dibutuhkan cara berpikir yang lebih kompleks, tentunya melebihi post-modernisme. Kemungkinan besar juga akan memunculkan neo-postmodern.

Sumber:

Ritzer. 2014. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:Kencana Prenadamedia Group