definisi penduduk dan kependudukan oleh para ahli - sosiopedia

Penduduk dan kependudukan arti dan definisi dari para Ilmuwan.

Kita mengetahui kalau penduduk adalah suatu kata yang sangat melekat dengan sebuah tempat dan lokasi, tapi apakah anda mengetahui kalau sebenarnya penduduk itu mempunya definsi dan pengertian? dan begitu juga tentang kependudukan, disini akan kita terangkan makna dan definisnya, jadi semoga bermanfaat bagi anda semua.

Definisi Penduduk Oleh Paul B Horton

Penduduk adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam satu wilayah tertentu yang relative lama dan pertumbuhan pertambahan penduduknya dapat dipengaruhi oleh angka kelahiran dan usia hidup manusian itu sendiri dan juga dapat ditunjang dengan adanya mobilitas social dan perkawinan yang terjadi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam wilayah tersebut.

 

Definisi Penduduk Oleh Para Ahli di Indonesia

  • Menurut UUD Pasal 26 tahun 1945, Penduduk adalah sekelompok warga Negara yang bertempat tinggal di wilayah tertentu yang wilayah tersebut dijadikannya domisili atau wilayah sementara dan dapat juga untuk ditinggali secara menetap.
  • Menurut Mantra (2009), Penduduk adalah individu dengan status sosialnya sebagai pribadi, anggota dalam keluarga, masyarakat, warga negara, dan serangkaian himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah tertentu.
  • pendapat lain oleh toko nasional yaitu bapak AA Nurdiman, Arti penduduk adalah individu dalam status sosialnya yang menetap dan berdomisili dalam suatu negara yang bisa disebut sebagai warga negara maupun bukan.
  • Menurut Jonny Purba, penduduk adalah orang yang matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
  • Menurut Srijanti & A. Rahman, penduduk adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut.
  • Menurut Ahmad Yani & Mamat Rahmat, penduduk merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu wilayah atau negara.
  • Menurut Waluyo, Suwardi, Agung Feryanto, Tri Harhanto, penduduk merupakan potensi, tetapi sekaligus beban bagi suatu daerah.
  • Menurut P.N.H Simanjuntak, penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah negara.
  • Menurut Dr. Kartomo, penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu, terlepas dari warga negara atau bukan warga negara.

selanjutnya kita akan membahas tentang Definisi dari Kependudukan.

Kependudukan Menurut Ahli Politik Inggris Thomas Malthus.

Teori kependudukan dengan yang paling pertama di munculkan oleh thomas dengan sebuah penerbitan judul bukunya yaitu “Essay On The Principle Of Population” pada tahun 1978. Dimana dalam buku itu Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu:

1) Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia

2) Nafsu manusia tak dapat ditahan

Pendapat lain juga yang dikemukakan oleh Malthus bahwa pertumbuhan penduduk lebih cepat dibanding dengan bahan makanan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dan apa bila pertumbuhan penduduk lebih cepat di banding makanan maka akan sangat berakibat buruk bagi manusia dalam hal pemenuhan kebutuhannya.

Toeri yang dikemukakan oleh Malthus disini sangat berbeda dengan teori- toeri yang dikemukakan oleh ahli – ahli sesudah Malthus yaitu Kalr Marx dan Friedrich Engels,John Stuart Mill,Arsene Dumont,dan Emile Durkheim yang sangat tidak sepakat
dengan teori Malthus yang secara tidak langsung ingin membatasi jumlah kelahiran yang sangat bertentang dengan hati nurani setiap manusia manusia. Ahli-ahli setelah Malthus berpendapat bahwa pembatasan terhadap jumlah kelahiran manusia sangat tidak manusiawi.

Kependudukan Menurut Tokoh Marxist

Karl Marx dan Friedrich Engels (1834) adalah generasi sesudah Maltus. Paham Marxist umumnya tidak setuju dengan pandangan Maltus, karena menurutnya paham Maltus bertentangan dengan nurani manusia.Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Beda pandangan Marxist dan Maltus adalah pada “Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi
kecepatan pertumbuhan penduduk. Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk

pendapat aliran marxist yaitu:

1) Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi kesempatan kerja.

2) Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena
kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh

3) Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktifitasnya, jika

teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka kelahiran. penduduk yang terlalu cepat, tetapi karena kesalahan masyarakat itu sendiri seperti yang terdapat pada negara-negara kapitalis. Kaum kapitalis akan mengambil sebagian pendapatan dari buruh sehingga menyebabkan kemelaratan buruh tersebut.

Marx juga mengatakan bahwa, kaum kapitalis membeli mesin-mesin untuk menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh kaum buruh. Jadi penduduk yang melarat bukan disebabkan karena kekurangan bahan pangan, akan tetapi karena kaum
kapitalis mengambil sebagian dari pendapatan kaum buruh yang dihasilkan. Jadi, menurut Marx dan Engels sistem kapitalis yang meneyebabkan kemelaratan tersebut, dimana kaum pemilik modal menguasai alat-alat produksi. Maka menurut Marx untuk mengatasi hal-hal tersebut maka struktur masyarakat harus diubah dari sistim kapitalis menjadi sistim sosialis.

Menurut Marx dalam sistem sosialis alat-alat produksi di kuasai oleh buruh, sehingga gaji buruh tidak akan terpotong. Buruh akan menikmati seluruh hasil kerja mereka dan oleh karena itu masalah kemelaratan akan dapat dihapuskan. Marx juga mengatakan bahwa semakin banyak jumlah manusia, semakin tinggi hasil produktivitasnya, jadi tidak perlu diadakan pembatasan pertumbuhan penduduk. Marx dan Engel menentang usaha-usaha moral restraint yang dicetuskan oleh Malthus.