brain, headache, electrical

Kritik Anthony Giddens Terhadap Teori-teori Sosiologi Terdahulu

Sebelum Giddens memaparkan pemikirannya tentang masyarakat, ia terlebih dahulu mengkritik sejumlah teori sosiologi yang cukup populer pada saat itu. Adapun teori-teori yang ia kritik meliputi teori berikut.

1. Kritik terhadap Teori Fungsional Talcott Parsons
Menurut Parsons, setiap masyarakat harus mempunyai empat prasyarat fungsional agar masyarakat tersebut dapat menjalankan peran sosialnya di masyarakat. Adapun keempat konsep fungsional di masyarakat menurut Parsons dikenal dengan istilah “AGIL”. Huruf “A” mewakili “adaptation” (proses adaptasi). Huruf “G” mewakili konsep “goal attainment” (tujuan yang hendak dicapai). Huruf “I” mewakili konsep “integration” (proses integrasi masyarakat). Sedangkan huruf “L” mewakili konsep “latent” (fungsi laten/tersembunyi). Akan tetapi, Giddens dengan tegas menolak segala konsep yang berkaitan dengan fungsional masyarakat. Setidaknya, terdapat tiga hal yang membuat konsep fungsional tidak tepat menggambarkan kondisi masyarakat menurut Giddens. Pertama, fungsionalisme mengibaratkan manusia seperti sebuah “robot” yang jalan hidupnya sudah ditentukan sedemkian rupa. Padahal, segala tindakan manusia juga ditentukan dari internal manusia tersebut. Kedua, fungsionalisme merupakan suatu konsep cara berpikir yang menyatakan bahwa sistem sosial mempunyai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Padahal menurut Giddens, yang mempunyai kebutuhan adalah para pelaku (individu). Ketiga, fungsionalisme tidak memperhatikan dimensi waktu dan ruang dalam menganalisis gejala sosial yang terjadi di masyarakat. Padahal, waktu dan ruang merupakan satu-kesatuan yang juga memengaruhi gejala sosial yang ada.

2. Kritik terhadap Teori Strukturalisme
Konsep kunci yang hendak dikembangkan dalam teori strukturalisme yaitu adanya perbedaan istilah antara “bahasa (langue)” dan “ujaran/percakapan (parole)”. Istilah langue lebih luas daripada parole. Dengan kata lain¸ langue menjadi kunci otonom untuk memahami arti dari parole sebagai “kode tersembunyi” yang muncul dalam masyarakat. Kode tersembunyi itulah yang disebut sebagai struktur. Akan tetapi, Giddens melihat adanya gejala penyingkiran subjek dalam menganalisis secara strukturalisme. Menurut Giddens, subjek berperan penting dalam pembentukan struktur sosial yang berkembang di masyarakat.

3. Dualitas dalam Strukturasi
Berdasarkan kritikan terhadap beberapa teori sosiologi, setidaknya Giddens menemukan dua tema sentral pemikirannya, yaitu hubungan antara struktur dan pelaku, serta sentralitas ruang dan waktu. Berikut ini akan dijelaskan dua tema pemikiran Giddens mengenai konsep dualitas dalam sosiologi. Pertama, hubungan antara struktur dan pelaku. Giddens mendefinisikan pelaku sebagai manusia-manusia konkret dalam arus berkelanjutan dalam tindakan dan peristiwa yang terjadi di dunia. Sementara itu, struktur diartikan sebagai suatu seperangkat aturan dan sumber daya yang membentuk perulangan praktik sosial. Berdasarkan hubungan kedua unsur tersebut, Giddens kemudian merumuskan suatu teori yang kemudian dikenal sebagai teori strukturasi. Adapun pembahasan teori strukturasi akan dibahas pada bagian selanjutnya. Kedua, sentralitas ruang dan waktu. Konsep waktu dan ruang menurut Giddens diartikan sebagai suatu unsur konstitutif tindakan dan pengorganisasian masyarakat. Mengingat pentingnya kedua unsur tersebut, maka unsur ruang dan waktu diperlukan sebagai bentuk integrasi di dalam teori ilmu-ilmu sosial manapun.